Selasa, 23 Desember 2014

Dear Diary..

Hembusan angin malam menusuk dalam tulang ini
Tetesan air yang keluar dari kelopak mata pun sulit tuk di bendung
Isi kepala ini terus berputar-putar seperti melihat kenangan masa lalu
Kenangan yang menimbulkan rasa suka dan duka
Entah mengapa hati ini tergores begitu dalam
Memang kadang kejujuran membuat luka dan tetesan air mata
Tapi ini lebih baik daripada hati ini tambah tergores pada akhirnya
Akan kuterima kejujuranmu ini
Walau tak terduga pada awalnya
Mungkin ini pelajaran bahwa jangan menilai seseorang dari covernya

Selasa, 09 Desember 2014

Coretan Awal Cinta

Dinginnya pagi menusuk dalam tulang dan membuat seonggok tubuh ini enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Jam beker berdering dengan kencangnya seakan memaksaku untuk membuka kelopak mata ini. Kulihat jam menunjukkan pukul 05.00 kulaksanakan kewajibanku menghadap sang kuasa. Kuambil sehelai handuk dan bergegas ke kamar mandi. Pantulan cermin menggambarkan diri ini telah siap berangkat untuk mencari sebutir nasi. Tak lupa sebelum berangakat ku cium tangan ayah dan bunda mengharap ridhonya.
Di ruangan yang sederhana dengan deretan etalase di kiri dan belakang meja kerja ku membaca sehelai resep dokter. Terasa asing coretan resep dokter kali ini. Tercoret di deretan paling atas dr. Pradipta Adrio Dikaputra dan membuat jiwa ini penasaran dengan sosoknya.
Tak sadar kaki ini melangkah dengan cepatnya menuju ruangan paling depan yang tertulis jelas IGD. Kulihat sosok lelaki tampan dengan jas putih dan stetoskop yang bergelantungan di leher. Kacamata dengan frame hitam membuat dirinya semakin pantas mendapat gelar dr. di depan namanya. Sadar kuperhatikan sosok itu menatapku dan melemparkan senyuman. Ku balas senyum menyejukkan itu dan langsung bergegas keluar dengan rasa malu.
Suara adzan dzuhur berkumandang tanda umat muslim untuk kembali menghadap sang kuasa. Di tempat inilah semua karyawan dengan derajat yang setara. Tak membedakan jabatan dan tak membedakan profesi.
Kulangkahkan kaki ini menuju masjid di area rumah sakit tepat di samping ruang IGD. Setelah tiba di teras masjid, ku lepas sepatu ini dan bergegas mengambil air wudhu dan segera sholat berjamaah dengan yang lainnya. 
Saat ku melipat mukenah telihat sosok lelaki tampan dengan kacamata berframe hitam yang keluar masjid dari pintu samping. Saatku perhatikan dia adalah dokter Dipta, ya nama itu yang perawat panggil saat ada pasien. Dan ketika dokter itu balik badan untuk memakai sandal ia melihatku dan melempar senyuman manis. Seonggok tubuh ini langsung berasa lemas dan entah apa yang diri ini rasakan. Seperti ada suntikan sedative yang tubuh ini terima, begitu nyaman begitu damai.

Jumat, 05 Desember 2014

Dear Diary

Untuk kesekian kalinya hati ini terluka
Memang benar kata orang
"Jangan mimpi terlalu tinggi ndak akhirnya jatuh"
Tapi apa aku salah??
Salahku kalau aku mencintai dirinya??
Salahku kalau aku menginginkan dirinya??
Salahku kalau aku ingin memilikinya??
Ya mungkin memang salahku
Tak pantas rakyat jelata mendambakan seorang raja
Mungkin aku harus menghentikan rasa cinta ini
Mungkin memang dirinya bukan jodohku
Dan mungkin aku terlalu bermimpi memiliki dirinya
Sejak awal harusnya aku tak menyimpan foto-foto yang berkaitan dengan dirinya
Termasuk foto dirinya dengan kekasihnya
Foto itu hanya membuat hati ini tambah terluka
Membuat hati ini sakit
Membuat hati ini perih
Seperti tablet yang dihancurkan menjadi pulvis
Aku harus sadar diri
Aku Asisten Apoteker dan dirinya Dokter
Mungkin setelah di belakang namaku ada S.Farm.,Apt. Allah mengirim seorang dokter yang terbaik untukku
Amiin....

About Me

Foto saya
Saya yakin dengan kekuatan mimpi dan juga kekuatan doa karna Nothing is Impossible with Allah. Satu hal saja, bermimpilah setinggi langit karna walaupun jatuh maka jatuhnya masih diantara bintang-bintang. Bahagiakan orang-orang yang perlu dibahagiakan dan buat mereka bangga atas dirimu. ~ Allah SWT ~ Muhammad SAW ~ Beloved Mom (Kusporini) ~ Beloved Dad (Ary Kusnanto)