Pramaisshela Rizvya Amanda
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Khairunnas Anfa’uhum Linnas, artinya sebaik-baik manusia diantaramu adalah
yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain (HR. Bukhari Muslim). Namun,
yang jadi pertanyaan adalah manfaat apa yang bisa diberikan oleh seorang
mahasiswa untuk dapat berkontribusi membela negara.
Bela negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik
harta bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara
(Kaelan & Achmad Zubaidi, 2007).
Ketika mendengar istilah bela negara maka dalam benak kita beranggapan
bahwa bela negara ini sangat terkait erat dengan bentuk program wajib militer.
Padahal bela negara tidak melulu itu saja, kita dapat berkontribusi dalam
pembelaan negara melalui potensi yang kita miliki.
Setelah menggeluti bidang kefarmasian selama 3 tahun di sekolah kejuruan
dan hampir 2 semester di bidang yang sama di perguruan tinggi swasta, saya
memantapkan diri untuk bela negara di bidang kesehatan. Hal sederhana yang bisa
saya lakukan untuk berkontribusi dalam upaya pembelaan negara adalah
menciptakan kesadaran menjaga kebersihan dan kesehatan di lingkungan keluarga
maupun masyarakat.
Sebelum saya kuliah, selama 6 bulan saya bekerja di sebuah rumah sakit
swasta di daerah Boyolali. Pengalaman saya saat bekerja adalah saya mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti kegiatan bakti sosial di desa-desa terpencil di
daerah Boyolali dan sekitarnya setiap 2 kali seminggu. Suatu ketika kami
mendatangi sebuah Pondok Pesantren dan para santrinya mengeluhkan penyakit
gatal-gatal. Setelah kami selidiki ternyata penyakit itu disebabkan karena
mereka jarang menjemur kasur sehingga dalam kondisi lembab banyak jamur yang
menempel di kasur tersebut yang menyebabkan penyakit gatal.
Dalam kegiatan kampus, saya juga pernah mendatangi sebuah desa di daerah
Boyolali juga yang ternyata masyarakatnya kurang sekali edukasi tentang
kesehatan. Mereka setiap hari makan dengan lauk telur, padahal kuning telur
mengandung kolesterol yang jika dikonsumsi terlalu banyak bisa menyebabkan
penyakit kolesterol. Desa mereka juga jauh dari Puskesmas ataupun Bidan Desa
sehingga mereka tak acuh jika sakit. Padahal sakit ringan bisa ditangani dengan
swamedikasi (pengobatan sendiri).
Melihat kenyataan tersebut, hal yang sesuai bagi saya untuk berkontribusi
dalam upaya pembelaan negara adalah dengan melakukan penyuluhan tentang
pentingnya menjaga kesehatan diri, keluarga, maupun masyarakat. Kontribusi
tersebut saya realisasikan dengan menjadi panitia penyuluhan dan bakti sosial
pengobatan gratis di daerah Boyolali yang dilakukan oleh organisasi kampus.
Saya berharap dengan adanya program penyuluhan kesehatan akan meningkatkan
kesadaran masyarakat akan hidup sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar