Pada
hari Minggu, 22 November 2015 diadakan acara FUM IMM Avicenna di Yogyakarta.
Acara ini merupakan acara lanjutan dari FUM Kemah Kader di Karanglo,
Karanganyar.
Sebelum
acara ini dilaksanakan, diadakan TM pada hari Kamis, 19 November 2015. Dalam TM
ini peserta dibagi menjadi 4 kelompok, yang masing-masing kelompok dipandu oleh
2 pimpinan. Setiap kelompok di tugaskan menentukan dress code dan nama
kelompok. Tim kami yang ditemani oleh Mbak Tama dan Mas Galang memilih dress
code warna biru dan memilih kata “Sang Surya” sebagai nama kelompok.
Kami
berangkat menggunakan kereta api Prameks pemberangkatan pertama dari Stasiun
Purwosari pukul 05.15. Sebelumnya kelompok kami, tim biru, sudah berkumpul di
depan gerbang Fakultas Farmasi UMS pukul 04.30 dan berangkat ke Stasiun
Purwosari bersama-sama menggunakan motor.
Di
dalam kereta tim kami memilih untuk berdiri agar lebih mudah untuk selfie,
karna memang tak dapat dipungkiri bahwa kami adalah anak-anak narsis. Setelah
lelah dengan selfie "ga cetho", kami duduk "klesotan" di
lantai. Kebetulan ada salah satu teman kami, yaitu Jaya Rantau Samudra yang
membawa roti tawar 1 bungkus lengkap dengan selai coklatnya. Tanpa malu kita
membuat roti selai untuk sarapan di dalam kereta dengan candaan yang
menghangatkan sampai ada salah seorang dari teman kami yang tak di sengaja
selai coklatnya menempel di jilbab biru cantiknya.
Tak
terasa kami sudah sampai di pemberhentian terakhir, yaitu Stasiun Tugu
Yogyakarta sekitar pukul 06.45. Memang dasarnya semua anak IMM Avicenna adalah
anak-anak narsis maka kita tak lupa mengabadikan momen kebersamaan kami dengan
jepretan sederhana kamera di dalam stasiun tersebut. Setelah semua anggota
kelompok berkumpul, kami langsung pergi menuju Benteng Vendenburg dengan jalan
kaki. Karena kami bukan anak matematika maka kami tidak menghitung berapa
kilometer jarak antara Stasiun Tugu dengan Benteng Vendenburg. Yang pasti
adalah jauh, tetapi karna kami adalah anak kesehatan maka anggap saja
olah raga pagi.
Setelah
sampai di depan Benteng Vendenburg, kami duduk di bawah pohon dan menikmati
suasana pagi jalan malioboro sambil sarapan sebungkus nasi kuning dengan sendok
kerupuk yang diikat dengan hangatnya kebersamaan. Sinar matahari pun semakin
terik maka kami segera melaksanakan misi kami pergi ke Yogyakarta ini. Kami tim
biru pergi menuju pos pemberangkatan dengan diberi tugas mencatat semua tempat
yang berhubungan dengan Muhammadiyah.
Dalam
perjalanan menuju pos pemberangkatan, di sepanjang jalan kami bisa melihat
dengan jelas adanya Amal Usaha Muhammadiyah, seperti RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,
Suara Muhammadiyah, dan SD Muhammadiyah. Sesampainya di pos pemberangkatan,
kami ditugaskan menuju pos 1 dan diberi tugas menanyakan nama penjaga di setiap
pos.
Misi
pertama di pos 1 adalah menyanyikan lagu Mars Muhammadiyah "Sang
Surya", berhubung kelompok kami belum begitu hafal, dalam perjalanan
menuju pos 1 kami memutuskan berhenti dan menghafalkan lagu Sang Surya. Setelah
hafal kami pun menuju pos 1 dan sesampainya disana kami menyetorkan hafalan
lagu Sang Surya kami dan berhasil mendapatkan 1 pin warna. Dan clue untuk
menuju pos 2 adalah amati, pahami, dan jangan lengah.
Dalam
perjalanan menuju pos 2, kami berusaha untuk mengamati dan memahami di
sepanjang jalan kecil kampung Kauman Yogyakarta. Disini kami melihat adanya
pondok Mu'allimah "Aisyah". Dan sesampainya di pos 2, benar saja kita
mendapat pertanyaan tentang siapa itu Aisyah. Beliau adalah istri ke empat Nabi
Muhammad SAW. Satu-satunya gadis yang dinikahi oleh Nabi Muhammad SAW yang
memiliki pipi merah merona jika terpapar sinar matahari dan beliau juga banyak
hafal hadist dari Nabi Muhammad SAW. Disini kami berhasil mendapatkan 2 pin
warna. Setelah itu kami diberi clue yang sama untuk menuju pos 3, yaitu amati,
pahami, dan jangan lengah.
Dalam
perjalanan menuju pos 3, kami dipandu melewati gang-gang kecil dengan banyak
belokan. Mungkin saja jika saya ditinggalkan oleh rombongan, saya tidak bisa
kembali pulang. Dan disini kami pun lengah, terbukti dengan pertanyaan
sederhana di pos 3 "Berapa kali kalian belok kanan?" dengan lantang
kita menjawab 3 kali belok kanan. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah kami
belok kanan sebanyak 5 kali. Jadi disini kita mendapatkan 2 pin, yaitu 1 pin
warna dan 1 pin putih. Pin putih merupakan pin kesalahan. Tetapi awalnya kami
tidak tahu bahwa pin putih adalah pin kesalahan, jadi kami tetap senang saja
mendapatkan 2 pin. Hahaha
Setelah
itu, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos 4 di Suara Muhammadiyah. Disana
kami di berikan secarik kertas yang berisi clue tentang sebuah buku dan kami
pun di tugaskan untuk membeli buku tersebut. Salah satu clue nya adalah buku
berwarna hitam dan di covernya terdapat gambar jam. Tak lama pun kami menemukan
buku itu di rak depan meja kasir dan langsung membeli buku tersebut dan di
serahkan kepada penjaga pos 4.
Setelah
menyelesaikan misi awal, kami di pandu menuju ke Langgar Kidoel Ahmad Dahlan.
Langgar tersebut berada di tengah perkampungan Kauman dan untuk menuju kesana
kami melewati gang-gang kecil yang di samping kiri kanannya terdapat rumah
warga yang di halaman sempitnya ditanami banyak sayuran, seperti selada, cabai,
seledri dan sebagainya di dalam pot atau pipa yang di lubangi. Sungguh sangat
kreatif warga disana.
Setelah
sampai langgar, kami langsung naik ke lantai 2 dan sarasehan bersama
kakak-kakak pimpinan. Disana kami dijelaskan sejarah singkat Muhammadiyah dan
bagaimana KH Ahmad Dahlan pertama kali menyebarkan dakwahnya setelah pulang
dari Mekkah. Beliaulah yang membenarkan arah kiblat umat muslim walaupun
awalnya mendapat pertentangan dari warga sekitar. Pernah juga langgar KH Ahmad
Dahlan di bakar oleh warga karena dikira beliau mengajarkan ajaran sesat,
tetapi KH Ahmad Dahlan tidak pernah putus asa dan membangun lagi langgar
tersebut dan lambat laun warga sekitar sadar bahwa arah kiblat umat muslim yang
sebenarnya adalah seperti yang dikatakan oleh KH Ahmad Dahlan. Sekarang langgar
tersebut digunakan untuk sholat dan mengaji.
Setelah
mendapatkan ilmu tentang sejarah singkat Muhammadiyah kami turun menuju sebuah
ruang kecil yang berisi dokumen-dokumen tentang KH Ahmad Dahlan dan kami pun
tak melewatkan mengabadikan momen tersebut. Setelah itu kami befoto di depan
Langgar KH Ahmad Dahlan bersama seorang ibu-ibu yang sebenarnya saya tidak tau
beliau itu siapa. Hehehe
Setelah
itu kami melanjutkan perjalanan menuju masjid gede. Sesampainya disana, kami
ditugaskan menyebutkan semua hal yang berhubungan dengan Muhammadiyah dari
Benteng Vendenbrug sampai Masjid Gede ini. Kami pun dengan lancar menyebutkan
semua dengan detail dan mendapatkan 2 pin warna. Setelah itu kami menuju
serambi masjid dan menunggu kelompok lain datang. Setelah semua kelompok
berkumpul kami makan siang bersama sambil menunggu adzan dzuhur berkumandang.
Setelah sholat dzuhur, kami bersantai-santai di serambi masjid.
Tak
lama kemudian, diadakan kajian kecil dengan pembicara yang mengakui bahwa
dirinya adalah kader Muhammadiyah 24 karat. Beliau adalah alumni Universitas
Negeri Yogyakarta. Beliau mengenal IMM saat diajak temannya mengikuti
organisasi IMM di kampus tersebut.
Setelah
kajian selesai, tim kami ditugaskan untuk diskusi dengan kakak pimpinan dengan
clue orangnya pendek, pakai kaca mata, dan memakai baju blaster, dan dia adalah
Mbak Rara. Di pojokan masjid kami berdiskusi dipimpin oleh Mbak Rara dengan
tema "Perbedaan antara Muhammadiyah dengan NU". Dalam diskusi kali
ini, kita mendapatkan kesimpulan bahwa, keduanya adalah organisasi islam
terbesar di Indonesia dan yang membedakan keduanya adalah cara memandang Islam.
Setelah
semua kelompok selesai mendiskusikan temanya masing-masing, kami ditugaskan
untuk mempresentasikan hasil diskusi kami di halaman samping Masjid Gede sambil
"klesotan" bersama di tanah. Setelah selesai, kami sholat Asar
bersama dan berkumpul di lapangan basket dekat Masjid Gede. Di sana kami
memberikan surprise kepada kakak pimpinan yang berulang tahun dan tak lupa
berfoto bersama.
Misi
terakhir pun datang, yaitu kegiatan "sosma". Setiap kelompok
diberikan 5 kotak snack dan wajib diberikan kepada orang yang benar-benar
membutuhkan di sepanjang jalan malioboro. Disini tim kami mendapatkan pelajaran
bahwa ternyata masih banyak orang-orang yang kurang mampu tetap bekerja keras
demi sesuap nasi untuk menghidupi dirinya dan keluarga. Kami harus lebih banyak
bersyukur atas apa yang sudah kami dapatkan saat ini.
Dan tak
diduga-duga kabar buruk pun datang. Ternyata kita semua tidak mendapatkan tiket
kereta untuk pulang ke Solo. Dan akhirnya setelah sholat maghrib di masjid
pinggir jalan malioboro, kami berjalan menuju halte trans jogja dan naik trans
jogja menuju Terminal Gilingan "berumpek-umpek" ria. Disini sangat
terliat teman-teman yang sangat kelelahan tapi masih berjuang untuk dapat
pulang ke Solo.
Setelah
sampai Terminal Gilingan, kami menuju ke bus Mira. Kami menunggu kelompok lain
yang belum sampai di dalam bus dan pada akhirnya kami pulang ke Solo
bersama-sama. Disini kami harus banyak berterima kasih kepada kakak-kakak
pimpinan yang rela berdiri sampai Solo hanya demi kami.
Teman-teman
yang motornya berada di Stasiun Purwosari turun di RS Panti Waluyo dan sisanya
turun di perempatan kampus UMS. Disini saya turun di perempatan kampus dan
menunggu Jaya yang mengambil motor saya di Stasiun Purwosari. Setelah lama
menunggu, Jaya pun tak kunjung datang dan akhirnya saya di hampiri oleh Ismail
dan di antarkan sampai Alfamart depan kampus 1. Ternyata Jaya mengantarkan
teman lain menuju kos memakai motor saya dan tidak menghubungi saya. Setelah
motor saya tiba, saya langsung pulang dan sampai di rumah pukul 22.00.
Perjalanan yang melelahkan, tetapi saya sangat puas dengan hari ini. Terima
kasih untuk IMM Avicenna yang telah banyak memberikan pengalaman super hari
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar