Dalam ruang
3x2 meter, aku menatap langit-langit kamarku. Entah apa yang sedang diri ini
pikirkan, seolah ada tarikan masa lalu yang menjerat di otak. Kenangan itu
datang tanpa ancang-ancang. Sungguh! Aku benci mengingatnya. Ya.. waktu itu
hujan deras menimpa kota kecil kami, saat itu aku terjebak dalam toko bangunan
yang dekat dengan kantornya. Ia pun merelakan diri menjemputku, dengan
bermodalkan payung pelangi ia tepat berdiri di depanku. Ia mengajakku menerjang
hujan deras itu. Sungguh sangat menyenangkan ketika kami berlari
menginjak-injak genangan air, tertawa lepas seolah dunia milik kami berdua. Aku
suka hujan kala itu. Tiap tetes air yang jatuh bagai saksi kebahagiaan kami.
Namun, tanpa disadari ternyata kebahagiaan hujan saat itu hanyalah semu. Ya
hanya semu untuknya, tapi sungguh aku sangat bahagia kala itu.
Siang ini
kota kami sangat terik, cahaya matahari tanpa halangan mengenai tubuhku dan aku
bergegas masuk ke dalam rumah. Kubuka laptopku dalam ruang 3x2 meter dan
bergegas mengetik namanya di mesin pencarian sosial media. Tanpa diduga-duga,
setelah beberapa hari menghilang –dan aku merindukannya- aku melihat foto
berhadapan sosoknya dengan seorang gadis cantik di bawah sunrise gunung
Merbabu. Hatiku seketika mendung tak peduli dengan teriknya matahari di luar
sana. Harapan untuk bersanding dengannya pupus. Tanpa penjelasan sedikitpun,
tanpa ia mengenalkan gadis itu dengan sahabatnya-aku- dan perlahan ia menjauh.
Saat itu aku merasa kehilangan sahabat dan kehilangan cintaku. Dan mulai saat
itu aku menghilang. Mulai saat itu aku berusaha menghapus semua kenangan indah
bersamanya. Kenangan bersama sahabatku-dulu. Dan saat ini, jujur aku rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar