Kupu-kupu
dan kura-kura merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga para
mahasiswa. Lalu apa sih sebenarnya arti dari kata tersebut? Singkatnya,
kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) merupakan julukan bagi mahasiswa yang
lebih memprioritaskan akademis dibandingkan dengan organisasi. Mereka
menganggap bahwa hardskill lebih penting daripada softskill. Sebaliknya,
kura-kura (kuliah-rapat-kuliah-rapat) merupakan julukan bagi mahasiswa yang
lebih memprioritaskan organisasi daripada akademis. Mereka menganggap bahwa
softskill lebih penting daripada hardskill.
Kupu-kupu
dan kura-kura memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga kita
tidak bisa menyebutkan bahwa kupu-kupu lebih baik daripada kura-kura, ataupun
sebaliknya. Mahasiswa kupu-kupu biasanya cenderung memiliki IPK yang tinggi,
tetapi kurang memiliki relasi. Sedangkan mahasiswa kura-kura biasanya memiliki
banyak relasi dan IPK yang cenderung pas-pasan.
Sebenarnya
IPK dan relasi sangat dibutuhkan ketika sedang mencari pekerjaan. Artinya,
hardskill dan softskill sangatlah dibutuhkan dan keduanya haruslah seimbang.
Ketika kita hanya memiliki salah satu dari keduanya maka kita akan mengalami
kesulitan saat mencari pekerjaan. Mahasiswa kupu-kupu dengan hardskill yang
mumpuni akan lebih diprioritaskan untuk memasuki tes wawancara di sebuah
perusahan. Akan tetapi, dengan softskill yang kurang terlatih maka akan sulit
bagi si mahasiswa kupu-kupu untuk menjawab setiap pertanyaan dengan tenang dan
akan lebih kesulitan ketika ia harus mengoordinasi karyawan lain. Sebaliknya,
mahasiswa kura-kura dengan hardskill pas-pasan akan sulit untuk memasuki tes
wawancara. Akan tetapi, ketika ia sudah diterima di sebuah perusahaan dengan
softskill yang mumpuni ia akan bisa menyelesaikan tantangan-tantangan di
perusahaan dengan cepat dan tepat.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa hardskill dan softskill itu bekerja secara berdampingan.
Mahasiswa yang mampu berorganisasi dengan baik dan tetap mempertahankan IPK-nya
adalah mahasiswa yang sebenarnya. Mahasiswa yang terlatih untuk memanajemen
waktu dengan sebaik-baiknya dan dapat menentukan skala prioritas hidupnya.
Jadilah mahasiwa yang selalu bersyukur dengan cara memanfaatkan kesempatan yang
ada. Hidup mahasiswa Indonesia!